Sampul lagu Rayuan Perempuan Gila |
Akhir-akhir
ini lagu Nadin Amizah hampir selalu mengiringi setiap vidio yang ada di Tiktok
maupun Instagram. Pertama kali aku mendengar lagu itu, ada warna baru dalam karyanya.
Alunan yang enak didengar membuat kepo akan banyak hal tentang lagunya.
Setelah
aku search lagu tersebut menggunakan
kata kunci yang berasal dari lirik yang terngiang: menurutmu, apa benar saat ini kau masih mencintaiku? Mesin
pencarian google menampilkan judul yang unik dan nyentrik, Rayuan Perempuan
Gila. Tak perlu pikir lama, aku mendengarkan lagunya secara utuh.
Pertama
kali aku mendengar, aku masih fokus pada alunan musiknya: tenang, retro,
berkarakter, dan khas. Sebuah karya yang perlu diapresiasi.
Namun,
tulisan ini tidak
mengupas secara rinci makna dari lirik lagu Nadin tersebut. Hanya saja aku
menilai secara subjektif ketika mendengarkan lebih seksama pada beberapa bagian
liriknya yang mengandung pertanyaan dan pernyataan yang pernah aku rasakan. Oleh
sebab itu aku sempat terpikir bahwa lagu ini tidak hanya mengatasnamakan
perempuan yang 'gila', namun lagu ini mewakili mereka yang tengah mempertanyakan
eksistensinya sendiri.
Menurutmu, berapa lama lagi kau kan
mencintaiku?
Menurutmu, apa yang bisa terjadi dalam
sewindu
Diawali dengan lirik yang
mempertanyakaan berapa lama lagi pasangannya akan mencintainya. Ia nampak takut
bahwa dirinya tak lagi bermakna lalu ditinggalkan. Hal ini pernah juga aku
alami, namun duduk masalah bukan pada pasangan. Melainkan pertanyaan pada diri sendiri
bahwa tak pernah ada jaminan apabila aku akan tetap dikelilingi orang-orang yang
percaya dan mendukung.
Lirik lagu ini menjadi semakin relate dengan kehidupan karena pada satu
waktu aku pernah berpikir bahwa kehidupan orang akan selalu dinamis. Kenangan
yang lalu tak akan bisa diatur sedemikian rupa untuk tetap manis apabila
disajikan dimasa yang akan datang. Orang yang hari ini memberi senyum maupun
semangat padamu, belum tentu akan memberikan yang sama tahun depan. Semua ini
berkutat dengan pertemanan dan juga tujuan hidup masing-masing.
Bukan apa hanya bersiap tak ada yang tahu
Aku takut
Di sini, lirik lagu Nadin seolah
menjawab pertanyaanku yang ambigu itu. Disisi lain, ia berkata bahwa ia takut
untuk tidak lagi dicinta dan ditinggalkan oleh pasangannya. Namun aku tak
pernah takut akan hal itu, pertanyaan yang pernah keluar dari ruang kepalaku
hanya sebatas peringatan bahwa aku hidup di atas kaki sendiri dan tak boleh
bergantung pada siapapun karena semua orang akan punya jalannya masing-masing.
Memang tak mudah mencintai diri ini
Namun, aku berjanji akan mereda seperti semestinya
Aku menangkap sebuah pesan positif
yang coba ditulis oleh Nadin untuk dirinya sendiri bahwa ia akan mencoba
mengendalikan semua perasaannya agar ia tetap terlihat baik-baik saja. Namun
bagi aku sendiri ketika ditanya apakah kamu kenal dengan dirimu sendiri? Kadang
aku balik bertanya, aku siapa? Itu bukan pekerjaan yang mudah! Kenal dan
mencintai diri sendiri, hmm. Sedangkan mereda
seperti semestinya, aku sepakat karena untuk apa menjadi bom dihadapan
orang lain apabila aku tak mengenali diri sendiri. Untuk apa mendengar hal
buruk yang orang katakan apabila akan membuatku seperti anjing tolol yang
melolong tanpa henti.
Menurutmu, apa benar saat ini kau masih mencintaiku?
Menurutmu, apa yang bisa kau cinta dari diriku?
Ia mencoba kembali menanyakan apakah
ia benar-benar mencintainya, ia takut bahwa orang yang dikasihinya akan
menusuknya dari belakang. Interpretasi ini aku dapat ketika membaca cerita apa yang
hendak diceritakan Nadin sebenarnya. Mengutip dari laman popbela.com bahwa Nadin
pernah merasa tak cukup layak dicintai oleh sang kekasih karena kondisi
mentalnya. Cap “perempuan gila” pernah dilontarkan oleh mantan kekasihnya yang
meninggalkan rasa sakit hingga saat ini.
Namun bagi aku sendiri, lirik ini
pernah terngiang di kepalaku ketika aku menanyakan eksistensiku sebagai manusia
itu apa? Ketika aku berpikir untuk apa aku hidup? Mengapa aku dicinta? Apakah aku
sudah berbuat bajik kepada sesama/mereka? Manfaat apa yang mereka dapatkan
dariku?
Sudut pandang lain juga sering
mencuat ketika ada orang yang mencintai atau menyukaiku karena suatu hal,
apakah benar-benar aku layak untuk mendapatkan itu? Apakah sudah sepadan dengan
apa yang ia korbankan dan tunjukkan?
Namun, demi tuhan
Aku berusaha
Aku terpikat dengan lirik ini,
diantara kesusahan dan apapun yang dia lakukan/rasakan. Napasnya untuk tetap
tumbuh dan hidup terus nyala. Sebuah lirik yang ditulis untuk menggambarkan
setelah ada kesusahan masih terdapat harapan. Sedang aku, tetap nyala dalam
rajutan asa.